Hari Pertama Puasa di Tempat Tinggalku
Pengalamanku kemarin dalam edisi merayakan puasa di tempat tinggalku. Kuceritakan aku ikut kebiasaan masyarakat Lombok menyambut puasa Ramadhan yaitu Roah Kebiyan (Pesta Sore). Bentuk perayaan yang membuktikan bentuk toleransi nyata di daerah kami.
Tempat tinggalku di Perumnas Tampar Ampar adalah tempat tinggal yang majemuk. Warganya berasal dari berbagai suku bangsa dan agama. Setiap perayaan syukur maupun peristiwa duka kami jalankan bersama. Kami tidak pernah bertanya dari mana asal dan apa agamamu.
Aku sering mendapat pencerahan bagaimana Nabi Muhammad SAW, sangat toleran terhadap orang yang beriman lain. Masakan umatnya malah memusuhi orang lain yang tidak sepaham atau seiman?
Inilah yang menyebabkan kami merasa nyaman tinggal di RT.04 tempat kami tinggal dan rutin merayakan roah kebiyan tersebut.
Inilah yang menyebabkan kami merasa nyaman tinggal di RT.04 tempat kami tinggal dan rutin merayakan roah kebiyan tersebut.
*****
Senin,6 Mei merupakan hari pertama puasa di tahun 2019.
Aku merasakan sepi di pagi hari ini setelah suasana sahur. Kebetulan juga anak-anak sekolah libur. Memang dikejauhan aku mendengar suara mercon. Suara yang sangat kutakuti karena membuat kaget. Makanya aku jarang ikut jalan-jalan pada bulan puasa.
Padahal sudah sering pihak pemerintah melalui Kepolisian menyita mercon tetapi masih saja ada yang mencoba meledakkannya.
Yang lucu ketika melihat bocah-bocah cilik. Mau nyalakan mercon begitu korek api menyala tapi belum sampai di mercon sudah lari. Takut meledak.
Yang lucu ketika melihat bocah-bocah cilik. Mau nyalakan mercon begitu korek api menyala tapi belum sampai di mercon sudah lari. Takut meledak.
*****
Hari pertama puasa berjalan lancar. Kami yang tidak berpuasa sangat menghargai mereka. Di saat kami akan keluar rumah, kami harus benar-benar mengecek apakah nanti kami tidak menggangu mereka yang berpuasa.
Sore menjelang berbuka puasa, kami keluar untuk berdoa rutin selama Bulan Mei sebagai Bulan penghormatan khusus bagi Bunda Maria. Di mana Bunda Maria adalah salah saru wanita yang sangat dihormati oleh umat Muslim. Sehingga makin nyata bentuk toleransinya. Kebiasaan kami adalah berdoa dari rumah ke rumah umat Katolik yang ada di Praya.
Ketika kami sampai di jalan raya, wow...ternyata orang yang ngabuburit sangat banyak! Jalanan penuh kendaraan melebihi hari biasa sebelum puasa. Mau tidak mau kami menyeberang sedikit demi sedikit untuk bisa melanjutkan perjalanan kami. Akhirnya dengan kehati-hatian kami sampai di tempat tujuan doa.
Selesai doa Rosario, kami pulang. Suasana masih sepi. Rupanya baru saja waktunya berbuka puasa dan sedang sholat Maghrib dan menjelang sholat Isya'. Makanya kami pulang dengan santai, tapi kami harus tetap waspada jangan-jangan ada mercon.
*****
Puasa hari pertama berjalan lancar. Selamat bagi semua saudara Muslim yang menjalankannya.
Seperti pesan dari masjid yang sayup-sayup kudengar : Puasa bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tapi menolak semua yang berbau hoax. Jangan sampai menyebarkannya. Mari menjaga hati kita. Menjaga toleransi antar umat beragama. Membawa cinta kasih kepada sesama manusia.
Selamat berpuasa bagi semua saudaraku.
Besok aku akan membagi kisahku di tengah saudara Muslim yang berpuasa.
Besok aku akan membagi kisahku di tengah saudara Muslim yang berpuasa.
=====
Praya, 6 Meu 2019
Fransisco Xaverius Fernandez
Tidak ada komentar:
Posting Komentar