#Tantangan_Menulis_Om_Jay
SAPAAN CINTA TUHAN
Oleh Fransisco Xaverius Fernandez
Sebenarnya aku ini bukan olahragawan, tapi karena tekadku ingin selalu hidup sehat maka aku berusaha ikut nasehat teman-teman.
Apalagi yang memberiku nasehat juga melakukan hal yang sama, yaitu jalan-jalan kecil di siang hari. Tapi karena aku tidak kuat jalan-jalan di siang hari apalagi aku mendapat nasehat kedokteran tentang bahayanya olahraga di siang hari apalagi ditambah berpakaian jaket parasut segala.
“Michael Bergeron, seorang direktur di Sanford Sports and Science Institute, mengatakan bahwa olahraga di siang hari yang terik, di mana saat suhu panas, lembab, dan tidak berangin, membuat keringat tidak dapat menguap. Hal ini menyebabkan tubuh tidak bisa efektif dalam mengeluarkan panas yang diproduksi tubuh setelah melakukan aktivitas fisik.”demikian yang ditulis oleh sebuah artikel.
Aku sih mau sehat tapi masakan justru menyebabkan sakit? beberapa penyakit itu adalah berupa kram otot, timbul perasaan mual dan muntah,pusing atau sakit kepala, tekanan darah rendah, jantung berdebar-debar, penglihatan kabur, dehidrasi, pingsan, heat exhaustion (kelelahan luar biasa), heat stroke (stroke karena suhu panas yang terjadi saat suhu tubuh mencapai 40 derajat celcius). ( diambil dari https://hellosehat.com/kebugaran/olahraga-lainnya/olahraga-di-siang-hari-panas-terik/).
Maka kuambil jalan aman jalan-jalan sore. Dengan semangat aku berjalan-jalan. Sendirian melalui jalan di kota dekat tempat tinggalku. Sampailah aku di taman terdekat lalu aku istirahat. Kulihat ada pedagang minuman kemasan di depanku…. Astaga kenapa tiba-tiba tenggorokan ini terasa meronta-ronta [minum…minum…minum…]
Apalagi kulihat seorang pemuda yang membeli minuman itu, lalu meminumnya di depanku…. Huh….mengapa peluh ini makin terasa berat, padahal jalan-jalan belum seberapa namun dahaga ini terus meronta?
Lalu kurogoh kantongku, waduh, aku tak bawa uang! Mana kantong celanaku bolong. Akibatnya aku tidak membawa hp untuk menelpon siapapun di rumah. Lengkap sudah apesku di jalan-jalan sore…
Dalam keputusasaan itu aku terduduk lesu di sudut lain taman itu… kupandangi bapak tua pedagang asongan tua itu, ingin rasanya aku meminta padanya seteguk air, namun langkah ini terasa berat. Ingin pulang namun tiba-tiba terasa badan ini tak mampu bergerak.
Saat itulah aku terduduk merenung , kembali membayangkan beberapa peristiwa yang lampau. Ayah dan ibuku selalu mengajarkanku harus selalu berbagi.
“Jika melihat orang yang membutuhkan bantuanmu, berilah. Jika ada uangmu bagilah. Jika tidak ada maka berikanlah ide, nasehat, pendapat atau tenagamu. Jangan pernah berharap mereka yang kamu bantu akan membalasmu.”
“Setelah kamu bisa membantu mereka, lupakanlah. Biarkan Tuhan yang akan membalasmu pada saatNya!”
Saat aku terduduk lemah memandang pemuda yang meminum dengan nikmatnya tanpa terasa liurku menetes. Haus ini makin membara. Ada satu tetanggaku yang kebetulan lewat, berhenti dan membeli teh dingin di bapak asongan itu. Ia melihat aku tapi langsung melengos pergi.
Betapa kecewanya aku melihatnya. Padahal aku sering dimintai tolong membantunya membuat ini dan itu. Nawar kek, eh malah cepat-cepat pergi. Dahagaku makin meronta. Bahkan tubuh ini makin lemah.
Ku lihat teman yang lain, berhenti di sekitar taman. Dan minum-minum. Ia melihatku. Ia Cuma bertanya: “Pak sedang apa?”
“Jalan-jalan, tapi istrahat dulu, haus. Mau beli minuman tapi tidak bawa uang.” Kataku jujur.
“Ah Bapak jalan-jalan kok tidak bawa uang. Kan kalau seperti ini bagaimana caranya menghalau haus?” setelah itu ia cepat-cepat pergi, “maaf pak saya di panggil ini!”
Iapun pergi. Maka pupuslah harapanku mendapatkan seteguk minuman. Lalu aku terduduk lesu. Aku tak tahu sudah berapa lama aku terduduk, tiba-tiba terasa lenganku dingin.
“Nak, ini Bapak punya
sebotol air mineral. Terimalah air ini , baru bapak beli di sana.” Kata seorang
bapak pemulung tua yang sedang istirahat di taman tadi sambil menunjuk ke arah pedagang
asongan. “dari tadi bapak lihat anak sepertinya haus. Maaf pak jika saya
belikan.” suaranya begitu lembut di telingaku.
“Terimakasih pak, terimakasih!” aku sepertinya kehabisan kata-kata mau bilang apa lagi karena mata ini berkaca-kaca terharu.
Terimakasih Tuhan atas sapaan kasihMu dari orang-orang kecil yang ada di sekitarku. Berilah semangat padaku untuk mau berbagi.
=======
Praya, 29 Januari 2022
Fransisco Xaverius Fernandez, S.Pd.Mat
Guru Motivator Kerukunan dan Damai Sejahtera.
adalah guru SMPN 1 Praya Kabupaten Lombok Tengah.
bercita-cita menjadi Penulis profesional yang bisa menembus sampai ke penerbit mayor selain menjadi bermanfaat bagi sesama.
Kutunggu Komentarnya di sini
Tuhan Maha Baik pak...
BalasHapusAamiin...
BalasHapusmantap pak Frans
HapusTerus berkarya Pak Fran
BalasHapusGood job..
siap... terimakasih bu Roh...
HapusSalut sama pak fren...semangatnya luar biasa...
BalasHapusterimakasih...agar bisa tetap menghasilkan karya...
HapusKeren pk
BalasHapusterimakasih bu... sukses selalu...
HapusMenulis dan menulislah pak guru . Keren full
BalasHapusterimakasih bu...saya sedang berusaha menulis setiap hari seperti anjuran Om Jay... semangat!
HapusLuar biasa imajinasinya
BalasHapusTerimakasih Om Jay... cuma fiksi dari sebuah foto...
Hapus