MENJELAJAH ALAM DIGITAL YANG LUAS: Resume Oleh FRANSISCO XAVERIUS FERNANDEZ, S.PD.MAT

 PERTEMUAN KE-14 RABU, 01 DESEMBER 2021 PKL.17.00 - 19.00 WITA VIA WA 10000 GMLD 4

   

JUDUL : MENJELAJAH ALAM DIGITAL YANG LUAS 

NARASUMBER : MAESAROH, M.PD

MODERATOR : MS. PHIA

PENULIS : FRANSISCO XAVERIUS FERNANDEZ, S.PD


Hujan masih mengguyur perlahan di tempat tinggalku Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah. Udara yang terasa dingin tidak menyurutkan semangatku mengikuti kegiatan Guru Motivator Literasi Digital 2021. Apalagi yang memandu kegiatan sore ini adalah Ms. Phia. Karena ku bisa bayangkan melalui sapaan ramah dan ramai dari seorang Motivator luar biasa Ms. Phia, walaupun sapaannya melalui tulisan. 

Ternyata benar tepat pkl. 17.00 wita Ms.Phia membuka dengan ciri khasnya ramai, meriah, dan heboh. Pakai bahasa Inggris pula yang merupakan 'identitas' yang melekat padanya sebagai motivator di sini. Terimakasih Ms . Phia. aku ingin juga tetap menjaga semangatku dalam segala situasi.

Setelah membangunkan semangat kami , langsung saja kita diperkenalkan dengan Narasumber yang luar biasa. Luar biasa karena dua 'Pendamping' kita sore ini sudah cantik, cerdas, multi talenta lagi. 

Berikut sedikit ulasan siapa narasumber kita sore ini:

 

Maesaroh, M.Pd Adalah seorang guru di SMPN 1 Lebakgedong, Kabupaten Lebak, Banten. Ia dilahirkan di Lebak pada tanggal 26 November 1989.  Pendidikan  pertama ditempuh di MI Al-Hidayah Cinyiru pada tahun 1996, kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Cipanas. Pendidkan SMA ia tempuh di SMA Negeri 1 Cipanas, dan lulus pada tahun 2008. Setelah itu, ia melanjutkan Pendidikn S-1 di STKIP Setiabudhi Rangkasbitung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, lulus dengan memperoleh gelar sarjana pada tahun 2013.

Kemudian kembali melanjutkan Pendidiikan Magister di Universitas Indraprasta PGRI Jakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Study Pendidikan Bahasa Inggris pada tahun 2018, dan selesai menempuh gelar Magister Pendidikan Bahasa Inggris pada tahun 2020.

Mau tahu prestasinya yang multitalenta? sebaiknya Pembaca membuka link berikut : https://maydearly.blogspot.com/2021/07/biodata.html  Yang perlu dicatat adalah:

Motto dalam hidupnya:  "Menulislah untuk hidup seribu tahun"

Personal Branding : Sang Blogger Milenial

Nama Pena : Maydearly

Instagram : Maydearly89

Facebook : Mamah Agam

Email : maydearly@gmail.com.

Situs blog : maydearly.blogspot.com 

*****

MATERI URAMA : ALAM DIGITAL SEBUAH DILEMA PISAU BERMATA DUA

Sebagai guru, siswa atau pelaku aktif di dunia digital membuat kita makin giat dalam berselancar. Ada yang menjadi Selebgram, seleb tiktok, seleb fb, dan seleb-seleb lainnya. Namun seringkali kita melihat merka dan mungkin kita juga jatuh dalam hal yang salah. Salah satunya adalah sebagai penyebar hoaks. Artinya kita pandai berselancar tetapi tidak berliterasi. maka menurut Ibu Maesaroh , di sinilah makna dan tujuan kita. Selain sukses dalam ber Medsos, Juga harus cerdas berliterasi.

  

Untuk mengembangkan budaya literasi genarasi penerus bangsa, di perlukan kecakapan dalam menggunakan media digital dengan beretika dan bertanggung jawab agar mendapatkan informasi yang akurat dan akuntabel. Cerdas ber media sosial berarti cerdas ber literasi. Perlu edukasi yang massif dalam menggerakan literasi digital agar setiap individu dapat dengan mudah memahami informasi dengan benar.
Apa saja yang kecakapan dalam dunia digital?
Ada 4 Pilar/Dasar dalam memahami literasi digital.
Menjelajahi dunia digital tentu perlu kecakapan, agar kita mampu memiliki wawasan yang luas. Tak hanya luas dalam menjelajahi dunia maya saja. Tetapi juga luas secara intelektual.

 

Ada 4 Pilar dalam mengembangkan Literasi Digital

1. Digital Culture cakap  bermedia digital dengan memanfaatkan media digital sebagai alat untuk menghubungkan satu koneksi menuju seluruh dunia
2. Digital Safety cakap dalam melindungi diri dan aset digital ketika sedang berada di dunia digital.
3. Digital Ethics etis dalam menggunakan dunia digital dengan tidak mengalahgunakan alat digital sebagai penyebar informasi hoaks
4. Digital Skill cakap secara tehnologi dalam menggunakan piranti digital sebagai alat untuk meng up grade pengetahuan. Adapun kecakapan dalam hal ini perlu meliputi 8 kecakapan diantaranya : Cakap dalam memakai ilmu Coding, Collaboration, Cloud software, Word Processing software, Screen Casting, Personal digital archiving, Information Evaluation, Use of social media.

Menjelajah alam digital/alam maya. Adalah sebuah alam yang memberi koneksi antara satu individu dengan individu lainnya (jauh menjadi dekat) lewat kecanggihan sebuah teknologi.
Seperti yang kita ketahui alam media digital yang kerap kali kita gunakan, adalah aplikasi sosmed berupa WA, IG, FB, Twitter serta perangkat google dengan segala produknya.

Sebagai seorang guru tentu kita mengetahui sebagian besar anak didik kita sudah menggunakan piranti digital. Mereka sangat pandai bergaul di dunia maya. Tak jarang ketika gurunya belum mengerti sebuah aplikasi, tetapi anak muridnya sudah mahir menggunakan medsos. Itulah sebabnya mengapa begitu penting bagi kita untuk menggaungkan literasi digital terhadap anak didik kita ataupun masyarakat di lingkungan kita.

Tak sedikit dari siswa kita yang terkadang salah kaprah dalam penggunaan media sosial
Pemahaman yang cukup mengenai dunia digital bagi kalangan anak muda dan keterbukaan informasi di media sosial yang memberikan dampak negatif penggunaan media sosial seringkali dialami oleh anak muda hususnya para pelajar.
Usia muda atau remaja berasal dari kata adolesence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolesence mempunyai arti yang lebih luas lagi, yaitu mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Usia remaja adalah masa peralihn dari kanak-kanak menuju dewasa yang dialaminya dalam tiga tingkatan yaitu praremaja 10-12 tahun, remaja awal 13- 16 tahun dan remaja akhir 17-21 tahun.
Dalam menyongsong abad 21 dimana adanya implementasi pembelajaran melalui mesin (komputasi) segala informasi tersedia dengan luas, dimana saja dan kapan saja. Maka, digital literasi menjadi penting untuk membangun pendidikan yang berintergrasi pada  pergeseran pembangunan pendidikan ke arah ICT, sebagai salah satu strategi manajemen pendidikan 21 yang di dalamnya meliputi tata kelola kelembagaan, dan sumber daya masunia. Untuk itu,  edukasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam meningkatkan budaya cerdas ber-literasi agar para generasi penerus bangsa mampu menyarig  informasi  dengan baik yang beredar dari media sosial.
Pemahaman literasi digital yang buruk akan berpengaruh pada dampak psikologis anak dan remaja yang cenderung menghina orang lain, menimbulkan sikap iri terhadap orang lain, mengakibatkan depresi, terbawa arus suasana hati terhadap komentar negatif, serta terbiasa berbicara dengan bahasa kurang sopan. Atas dasar pandangan tersebut, hal inilah yang menyebabkan dampak buruk dalam berinteraksi.

Setuju ataupun tidak, patut kita refleksikan hal ini.

Ternyata materi ibu Maesaroh sangat padat, menarik dan bermutu sehingga bagaimana cara meringkasnya. maka ijinkan aku ya bu untuk mengambil sebagian besar materi ibu agar tidak lupa nanti aku ketika membuka-buka kembali materi tentang penjelajahan alam digital.

Ada hal menarik ketika kita aktif dalam pembelajaran atau berselancar. ada penyakit baru namanya: Digital Fatigue , penyakit apa pula ini? ternyata begini penjelasannya:

Ciri-ciri Digital Fatigue

1. Perasaan lelah, bosan, malas, dengan berbagai kegiatan digital seperti zoom meeting, webinar, media sosial, dan berbagai platform digital lain.
2. Mata terasa sakit, lelah, dan perih.
3. Sakit kepala dan migrain.
4. Nyeri otot leher, bahu, atau panggung.
5. Sensitif terhadap cahaya.
6. Gangguan pada fokus, konsentrasi, dan memori.
7. Merasa putus asa dan tidak berdaya.
8. Kewalahan menghadapi situasi yang berulang.
9. Badan terasa lemah, lesu, tidak bertenaga, dan malas bergerak.
10. Muncul perilaku yang aneh dan tidak wajar.

jika aku lihat ciri-ciri seperti ini semoga aku tidak mengalaminya, karena aku terus menjaga keseimbangannya. Makanya aku usahakan istrahat juga. Mind Block di dunia digital tapi digital fatigue lebih kepada kelelahan fisik.

Kecakapan Dalam Berliterasi

Materi dilanjutkan pada pembahasan mengenai 5 kecakapan yang perlu dikuasai dalam berliterasi media bagi pelajar dan semua kalangan. 

1.    Photo visual literacy
Kemampuan untuk membaca dan menyimpulkan informasi dari visual.
2.    Reproduksi literacy
Kemampuan untuk menggunakan teknologi digital untuk menciptakan karya baru dari pekerjaan.
3.    Percabangan literacy
Kemampuan untuk berhasil menavigasi di media non-linear dari ruang digital.
4.    Informasi literacy
Kemampuan untuk mencari, menemukan, menilai dan mengevaluasi secara kritis informasi yang di temukan di web.
5.    Sosio-emosional literacy
Kemampuan yang mengacu pada aspek-aspek sosial dan emosional yang hadir secara online, apakah itu mungkin melalui sosialisasi, dan berkolaborasi, atau hanya mengkonsumsi konten.

Delapan  elemen esensial untuk mengembangkan literasi digital

 1. Kultural, yaitu pemahaman ragam konteks pengguna digital.
2. Kognitif, yaitu daya pikir menilai konten.
3. Konstruktif, yaitu reka cipta sesuatu yang ahli dan aktual.
4. Komunikatif, yaitu memahami kinerja dan jejaring komunikasi di dunia digital.
5. Kepercayaan diri yang bertanggungjawab.
6. Kreatif, melakukan hal baru dengan cara baru.
7. Krisis dalam menyikapi konten.
8. Bertanggungjawab secara sosial. yaitu pemahaman ragam konteks

 

   

1.    Perhatian
Kemampuan untuk mengidentifikasi ketika dibutuhkan fokus perhatian dan mengenali ketika multitasking bermanfaat. Perhatian dapat dicapai dengan memahami bagaimana pemikiran orang. Akan sulit untuk memfokuskan perhatian karena pikiran kita cenderung berjalan acak.
2.    Partisipasi
Mengetahui kapan dan bagaimana partisipasi merupakan hal penting. Partisipasi memberikan pengguna pengalaman berbeda saat menjadi produktif. Partisipasi dalam media sosial dibedakan menjadi dua yaitu netizen aktif dan netizen pasif. Netizen aktif merupakan pengguna media sosial yang ikut memberikan post di media sosial. sedangkan pengguna pasif merupakan pengguna media sosial yang hanya membaca lini masa media sosial tanpa memberikan posting-an.
3.    Kolaborasi
Pengguna dapat mencapai lebih dengan bekerja sama dibandingkan dengan bekerja sendirian. Melalui kolaborasi, redudansi dapat dihilangkan dan pekerjaan dapat didistribusikan. Adanya kolaborasi memungkinkan masyarakat berbagi sumber daya dan membangun ide lain.
4.    Kesadaran jaringan
Jaringan sosial saat ini diperluas dengan adanya teknologi. Saat ini masyarakat dapat menjadi anggota dari newsgroup, komunitas virtual, situs gossip, forum dan organisasi lainnya. Pemahaman mengenai sosial dan jaringan teknis.
5.    Pemakaian secara kritis
Pemakaian secara kritis adalah evaluasi tentang apa dan siapa yang dapat dipercayai. Sebelum mempercayai, mengkomunikasikan, atau menggunakan apa yang ditulis oleh orang lain, ada baiknya melakukan identifikasi. Cek klaim yang terdapat dalam informasi tersebut, lihatlah latar belakang penulis, sumber daya dan keakuratannya.

  

MEMBANGUN INDONESIA EMAS 2045

Membangun mental digital berarti membangun karakter para generasi bangsa menuju masa emas 2045
Generasi milenial dalam dunia digital akan terus menggelinding dan akan menjadi pemimpin bangsa di masa depan
Target Indonesia emas (2045) akan tercapai bila generasi milenial saat ini melek wawasan kebangsaan, dan menguasai literasi kebangsaan.

Sarat cerdas berliterasi digital adalah memiliki karakter kebangsaan yang perlu dijunjung  tinggi dan harus menjadi poin utama dalam berbagai aspek. Beberapa nilai-nilai karakter yang perlu ditanamkan diantaranya:
1.    Nilai Kejujuran
2.    Nilai Semangat
3.    Nilai Kebersamaan atau Gotong royong
4.    Nilai Kepedulian  atau solidaritas
5.    Nilai Sopan santun
6.    Nilai Persatuan dan Kesatuan
7.    Nilai Kekeluargaan
8.    Nilai Tanggungjawab

Terimakasih bu Maesaroh atas materinya yang luar biasa ini. Materi ini harus aku bagikan dalam aktifitasku di sekolah. 

TANYA JAWAB:

Pada bagian tanya jawab aku juga diberikan kesempatan. terimakasih atas jawabannya. Berikut cuplikannya:

Frans Fernandez Praya Lombok Tengah NTB GMLD 4,  bertanya:

Saya adalah guru periode emas yang sudah mengenal banyak periode dari telpon operator, sampai sekarang dunia digital. Sehingga jika dibandingkan dengan anak-anak muda sekarang saya merasa ketinggalan.

a. Bagaimana mengatasi kekurangan seperti saya dan generasi yang lambat terima perkembangan teknologi ini

b. Bagaimana cara 'merazia' hp siswa sewaktu-waktu sehingga kita tahu konten apa saja yang diterapkan mereka?

c. Sangat perlu dimasukkan Etika berliterasi digital dalam kurikulum kita. Sehingga mapel Informatika tidak diajarkan sebagai materi kaku, tapi lebih pada etika. Bagaimana pendapat ibu?

d. Daya dukung di sekolah tidak selamanya ada. Karena mereka lebih fokus pada dana BOS yang kaku. Bagaimana menyikapinya? (Tidak ada kegiatan ekstrakurikuler selama pandemi)

e. Tips dan tips dari ibu berdua: kenapa bisa jadi motivator?

Terimakasih ya....

J1
Terimakasih Pak Fernandes
Saya jawab padat ya 🙏🏼

a. Cara mengatasi kekurangan dalam teknologi tentu dengan ngulik belajar dan memahami aplikasi pada piranti digital. Saya juga bukan anak milenial yang hebat. Tapi saya sering berkelana di youtube untuk mencari pengetahuan.
b. Tak perlu merazia Hp Pak. Kita ikuti saja perkembangan mereka di fb dengan berteman di setiap medsosnya. Terkadang dengan di razia kita malah tak tau mereka membuat konten apa. Tetapi dengan kita melihat story mereka di sosmed kita tahu banyak tingkah mereka
c. Sangat setuju sekali Pak. Itulah sebabnya pemerintah sangat gencar dengan AKM
d. Kegiatan Ekslul sebenarnya bisa disikapi dengan keterampilan secara virtual. Bapak bisa memberikan tantangan kepada siswa untuk membuat konten dari materi yang diajarkan
e. Kenapa bisa jadi motivator? Karena orang lain bisa tergerak dengan perbuatan baik saya. Contoh, ketika saya terjun pada dunia literasi. Sebagian teman kantor saya ikut terjun pula pada literasi dan bahkan anak didik saya.

*****

Dalam dunia digital sekarang ini mau tidak mau kita harus ikut bergerak di dalamnya, menyesuaikan dengan arus gelombang jika tidak mau hanyut atau terlibas arus digital. Terimakasih atas jawabannya bu. Hal ini makin menyadarkan saya akan pentingnya memperdalam penguasaan kita pada kemajuan teknologi ini. 

Terimakasih Om Jay yang telah membuka wawasan saya ini. Semoga saya bisa menang dalam lomba blog SATU GURU. di https://fransiscoxfpraya.blogspot.com/2021/11/belajar-dari-sebuah-bolpoin-motivasi.html

Terimakasih kepada Narasumber kita yang mampu menggerakkan orang sekitarnya. Benar bu Maesaroh, ketika aku mulai ikut kegiatan Om Jay ini, mereka agak memandang sinis. Namun ketika aku 'pamer' tulisan di blog , mereka mulai ingin ikutan. Aku hanya bilang, "Saya yang sudah masuk golongan rambut putih saja bisa, masak kalian tidak?"

Terimakasih Ms. Phia. Saya masih belajar menulis. semoga dengan terbitnya karya bersama ini makin memicu semangatku membuat buku solo. 

=====

Praya, 01 Desember 2021

Guru Motivator Kerukunan dan Damai Sejahtera

   

FRANSISCO XAVERIUS FERNANDEZ, S.PD.MAT

 

"Untuk anak-anakku tercinta, terus belajar dan ikut arus perkembangan teknologi. Namun tetaplah kalian memiliki iman yang tangguh, dengan selalu berbuat baik. Bahkan siap menjadi agen perubahan yang baik dalam bingkai NKRI." (Frans Fernandez, 2021)

3 komentar:

  1. Mantap Pak, luar biasa semangatnya

    BalasHapus
  2. Terimakasih bu, seperti yang di sampaikan Ibu Maesaroh dalam materinya hari ini bahwa kita harus terus belajar dari berbagai sumber. Salah satu syaratnya adalah semangat!

    BalasHapus
  3. Keren pak Franz tetap semangat

    BalasHapus