ANAK MUDA BERANI BIKIN PERUBAHAN DI DUNIA DIGITAL, RESUME PERTEMUAN 10 OLEH FRANSISCO XAVERIUS FERNANDEZ, S.PD.MAT

 RESUME 10 PELATIHAN GMLD 2021 - SENIN, 22 NOVEMBER 2021 PKL. 17.00-19.00 WITA

 

ANAK MUDA BERANI BIKIN PERUBAHAN DI DUNIA DIGITAL

NARA SUMBER : ROSMINIYATI

MODERATOR : MULIADI

PENULIS : FRANSISCO XAVERIUS FERNANDEZ, S.PD.MAT

  

PRA PERTEMUAN

Dalam pertemuan ke 10 ini saya belum terlalu fokus dalam mengikutinya, karena ada kegiatan di luar kota. namun bukan berarti tidak mengikutinya. Di setiap kesempatan langsung saya buka hp dan membaca seluruh kegiatan. jadi saya sempat membaca sedikit biodata dari Nara sumber.

  

Rosminiyati, S.Pd. lahir di Pangkalpinang pada 5 April 1970, berprofesi sebagai guru di SMK Negeri 2 Pangkalpinang dari tahun 1994 hingga sekarang. Ditakdirkan Allah bergabung pada Pelatihan Belajar Menulis PGRI asuhan Om Jay, secara otomatis belajar menjadi bloger dan penulis dalam waktu yang bersamaan.

 Hasil Belajar Menulis:
➢ Buku antologi “Writing is My Passion – Jilid 1” Agustus 2021
➢ Buku antologi “Merdeka Berpantun Cinta Budaya Negeri” September 2021
➢ Buku solo “Jendela Literasi – Kumpulan Artikel Dunia Menulis dan Menerbitkan Buku” Oktober 2021
Kontak:
➢ WA: 08127396949
➢ rosminiyati@gmail.com
➢ https://rosminiyatiberbagi.blogspot.com/
➢ https://www.facebook.com/ros.agus.7

Jika dilihat dari pengalamannya dari nol sampai bisa membuat blog bahkan menjadi juara 2 dalam“Lomba Blog Tingkat Nasional dalam Memperingati Bulan Bahasa dan Hari Sumpah Pemuda” yang diselenggrakan oleh Guru Blogger Indonesia bekerja sama dengan Ikatan Guru TIK PGRI pada Bulan Oktober 2021. inilah salah satu yang memacu saya agar saya dapat menyelesikan laporan tulisan ini. 

Apalagi ibu Rosminiyati ini mulai memperkenalkan materinya sebagai anak muda 51 tahun, guru SMK 2 Negeri Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang berani. Maka sayapun tidak mau kalah dengan Ibu Ros. saya adalah Pemuda 25 tahun dengan urutan bilangan yang dibalik tentunya yang lahir di tahun 1969 merasa sangat muda.

Setelah Ibu Ros menceritakan bagaimana ia berhasil mengalahkan dirinya yang semula hanya mau menjadi peserta dalam pelatihan ini akhirnya menjadi panitia. hal ini makin memacu saya. Beliau bisa maka sayapun harus bisa. minimal bisa ikut semangatnya untuk menulis dan menghasilkan Buku Solo selain buku antologi. 

Kemudian atas panduan narasumber luar biasa yaitu Bapak Muliadi, yang sama dengan saya sebagai guru matematika. Hanya beliau adalah guru Matematika di SMK Negeri 1 Tolitoli Sulawesi Tengah, sedangkan saya adalah guru matematika di SMP Negeri 1 Praya Kab. Lombok Tengah NTB. Dari dua orang luar biasa ini saya belajar bahwa: Ketika ada kemauan, dan semangat dalam berkarya maka semuanya menjadi mungkin. semua keberhasilan yang kita peroleh adalah hasil dari kerja keras, perjuangan, ketangguhan, kolaborasi, keikhlasaan, saling menghargai, kebermanfaatan hidup, dan lain-lain.

MATERI POKOK

JUDUL: “Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital”.

PENGERTIAN - PENGERTIAN:

1. Masa muda merujuk pada seseorang antara usia 17 sampai 25, di bawah itu adalah remaja sedangkan usia 26 sampai 39 itu adalah usia dewasa di mana orang tengah pada titik puncaknya dan untuk di atas itu adalah usia pertengahan. Orang muda biasanya sehat, dan jarang menjadi sasaran penyakit maupun masalah akibat penuaan.(Wikipedia).

Usia adalah cara paling umum untuk mendefinisikan siapa anak muda. Menurut Undang-Undang Kepemudaan RepublikIndonesia, anak muda adalah mereka yang berusia antara 18 sampai 35 tahun.

 Usia adalah cara paling umum untuk mendefinisikan siapa anak muda. Menurut Undang-Undang Kepemudaan Republik Indonesia, anak muda adalah mereka yang berusia antara 18 sampai 35 tahun namun banyak pihak yang berpendapat bahwa batas akhir usianya terlalu tua dan lebih memilih menganut definisi youth oleh PBB, yaitu rentang usia 15 hingga 24 tahun. Meski demikian, melalui Konvensi Hak Anak PBB juga mendefinisikan anak-anak sebagai mereka yang berusiadi bawah 18 tahun, sehingga ada usia yang tumpang tindih dengan anak muda. Kerancuan identitas menurut PBB juga terjadi saat melihat tumpang tindih dengan definisi-definisi lainnya: adolescents (antara 10-19  tahun),  teenagers antara (13-19  tahun), young adults antara( 20-24 tahun), dan young people (antara 10-24 tahun).

Selama beberapa dekade terakhir ilmuwan sosial telah berargumen bahwa anak muda bukan sekedar usia, namun merupakan sebuah kategori sosial yang pemaknaannya dibentuk berdasarkan konteks tertentu. Artinya, anak muda bukanlah sebuah definisi universal, namun sesuatu yang berbeda menurut ruang dan waktu. (https://www.academia.edu/812230/Siapakah_Anak_Muda_dalam_Gerakan_Anak_Muda_Who_are_the_Youth_in_Youth_Movements).
 
2.  Berani, berdasarkan KBBI V online diartikan “mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya; tidak takut (gentar, kecut).
 
3. Perubahan adalah hal (keadaan) berubah; peralihan; pertukaran. (KBBI V online). Tentu saja, dalam hal ini adalah perubahan dari keadaan semula menjadi lebih baik dari pada sebelumnya. 
 
4.  Pengertian digital menurut KBBI adalah berhubungan dengan angka-angka untuk sistem perhitungan tertentu; berhubungan dengan penomoran. Sedangkan gambaran digital saat ini adalah segala sesuatu yang bersifat modern, termasuk perangkat didalamnya. Dunia digital adalah gambaran umum yang berhubungan dengan modernisasi juga perangkat didalamnya, wadah manusia modern melakukan segala kegiatan. 
 
Mengapa perlu melakukan perubahan di dunia digital? 
 
Menurut Ibu Rosminiyati, hal ini di sebabkan oleh karena empat faktor, yaitu kebutuhan, menyalurkan hobi, tambahan penghasilan, dan berbagi.
Contohnya saya sebagai guru, mau tidak mau saya harus menggunakan teknologi digital ini dalam pembelajaran, termasuk dalam kehidupan saya sehari-hari khususnya dalam menyalurkan hobi saya dalam dunia tulis menulis.  Terimakasih Om Jay yang sudah 'menangkap' saya untuk ikut dalam kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh PB PGRI yang di mulai dari gerakan Work shop PGRI yang pernah saya ikuti.
 
Jika saya bisa menyalurkan bakat saya, maka tidak menutup kemungkinan saya menjadi Penulis Best Seller yang bisa menghasilkan buku best seller tentunya dalam hal ini pasti akan menyebabkan tambahan pemasukan. selain itu dalam tulisan saya juga bisa berbagi hal positif bukan hanya dalam bentuk uang tapi motivasi maupun berbagi ilmu.

 Hal-Hal yang mempengaruhi Perubahan di Dunia Digital:
 
Di jelaskan oleh Ibu Ros bahwa hal-hal berikut dapat mempengaruhi perubahan di dunia digital. Yaitu:

1.    Tekad/semangat. Jika sudah ada keinginan yang kuat untuk melakukan perubahan di dunia digital, maka kita akan berusaha belajar kapanpun, di mana pun, dan dengan siapa pun.

2.    Lingkungan. Pengaruh lingkungan besar sekali terhadap perubahan kita di dunia digital. Apabila kita berada di lingkungan orang-orang yang sangat aktif bergelut dalam dunia digital, secara sadar atau tidak, kita pun akan ikut arus tersebut. Sebaliknya, jika lingkungan kita termasuk golongan terbelakang, otomatis kita juga akan jalan di tempat.

3.    Sarana/Prasarana. Dunia digital terakit erat dengan sarana/prasarana (gawai, laptop, PC, kuota data internet, jaringan, listrik, dll.). Jika fasiltas tidak dimiliki/tidak mendukung, tentu saja kita tidak bisa melakukan perubahan di dunia digital.

4.    Kesempatan. Terkadang kita temukan keadaan seseorang ingin melakukan perubahan di dunia digital, namun karena tidak ada kesempatan, maka perubahan itu pun menjadi tertunda.

5.    Dukungan. Ada kalanya, untuk melakukan perubahan, kita memerlukan dukungan orang-orang di sekitar kita dalam bentuk dukungan fisik, mental, dan finansial. Hal ini penting, karena melakukan perubahan di bidang digital bulkanlah hal sederhana bagi orang-orang tertentu.

Selanjutnya oleh Ibu Rosminiyati yang memiliki motto “Belajar tak mengenal usia” dan kesempatan berbagi yang diberikan begitu luas oleh Om Jay dan Tim, telah pula mengantarkannya untuk belajar menjadi moderator pada Pelatihan Belajar Menulis PGRI gelombang 21 dan 22 dan Pelatihan Guru Motivator Literasi Digital angkatan pertama ini. Mengatakan bahwa semua yang punya semangat untuk ikut kegiatan Guru Motivator  Literasi Digital ini adalah para motivator anak muda (murid-murid, anak-anak kita) untuk berani melakukan perubahan di dunia digital.

Untuk bisa menggerakkan orang lain agar berubah, tentunya kita sudah harus menggerakkan diri kita sendiri untuk berubah. Mengapa? Karena kita adalah guru dan orang tua yang menjadi model bagi murid-murid dan anak-anak kita.

Seperti yang sama-sama kita ketahui, anak-anak tidak akan bergerak jika kita hanya menyuruh atau mengajak tanpa adanya bukti yang bisa mereka lihat atau tiru. Permasalahannya, Apakah kita sendiri sudah berubah? atau tepatnya, Apakah kita sendiri sudah berani melakukan perubahan?
Terkait perubahan, masing-masing kita tentu saja berbeda. Perubahan untuk masing-masing kita disesuaikan dengan kondisi awal yang kita punya.

Bentuk/Jenis Perubahan di Dunia Digital:
1.    Tidak bisa -> bisa;
2.    Tidak berani -> berani;
3.    Sudah bisa -> banyak/terampil;
4.    Banyak -> berkualitas;
5.    Sendiri -> kolaborasi;
6.    Sederhana/biasa -> istimewa/unik/menarik;
7.    Tidak berguna -> bermanfaat;
8.    Untuk sendiri -> berbagi/inspiratif/memotivasi;
9.    Dan lain-lain.

Berhubungan dengan para motivator ini diharapkan kita semua berubah dalam hal-hal berikut ini:
1. mengubah mindset (pola pikir),
2. meluruskan niat,
3. berani keluar dari zona nyaman,
4. bergabung dalam komunitas,
5. bangun kolaborasi, dan
MULAI DARI SEKARANG JANGAN DITUNDA!

Kita fokus ke materi kita yaitu “Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital” bagi anak-anak kita, kita tidak perlu mengajari mereka cara menggunakan platform digital. Mereka jauh lebih pintar dan terampil dari pada kita. Sebaliknya, kitalah yang perlu belajar dari mereka.

Target kita adalah meluruskan penggunaan media digital pada mereka. Bermain game yang hampir menyita sebagian besar waktu mereka dengan gawai, kita alihkan kepada kegiatan lain yang jauh lebih bermanfaat.
 
Bagaimana caranya?
 
1.    Kolaborasi. Kita berada pada komunitas sekolah yang luas. Anak-anak didik kita jumlahnya banyak. Kita tidak mungkin bisa melakukannya sendiri. Oleh karena itu, perlu dibangun kolaborasi di antara sesama guru.

2.    Melakukan sosialisai tentang literasi digital. Kita bisa menggunakan materi yang sudah kita peroleh dari pelatihan GMLD ini. Untuk waktunya:
•    Pertemuan langsung/tatap muka di dalam ruangan kelas;
•    Pada saat upacara atau waktu khusus.

3.    Memfasilitasi murid-murid kita melakukan hal-hal positif dalam dunia digital. Membuat komunitas di sekolah, misalnya: komunitas bloger sekolah, komunitas YouTuber sekolah, dll.

4.    Memotivasi:
•    Mengadakan perlombaan;
•    Memberikan hadiah, dll. 

Demikian yang disampaikan oleh Ibu Rosminiyati. sebenarnya dalam tanya jawab saya juga mengajukan pertanyaan melalui moderator, namun karena keterbatasan waktu maka belum bisa di ajukan. Pertanyaan saya berhubungan dengan pengambil kebijakan di sekolah. ketika kita punya semangat untuk menggerakkan anak - anak didik dengan tujuan mengubah peserta didik dalam memnafaatkan dunia digital sesuai dengan pembelajaran atau hal positif lainnya , namun kami tidak didukung dalam regulasinya. termasuk tidak didukung dalam gerakannya. tidak didukung dengan team yang lebih mumpuni, artinya siapa yang usul biasanya kerja sendiri. Apakah ada tips dan trik yang bisa kita lakukan apalagi dalam komunikasi kita tidak menguasai tekniknya?

PENUTUP

Terimakasih saya ucapkan untuk Ibu Rosminiyati sebagai Narasumber, pak Muliadi sebagai Moderator, Om Jay sebagai Penggerak kami, serta seluuh team GMLD 2021. Doakan saya dan kami mohon dukungannya agar saya bisa menghasilkan karya nyata berupa buku solo berbobot dan di cari.

Salam dari Lombok Tengah NTB
===

Praya, 22 November 2021

Hormat kami,

  

FRANSISCO XAVERIUS FERNANDEZ, S.PD.MAT
GURU MOTIVATOR KERUKUNAN


4 komentar:

  1. Lengkap...keren Pak Frans..👍👍

    BalasHapus
  2. Terimakasih Bu, saya mencoba untuk membuat tulisan yang menggunakan bahasa sendiri. Walaupun belum sempurna.

    BalasHapus
  3. Waduh subhanallah maken keren Lo pak ayo terus bersemangat

    BalasHapus