INKLUSIVITAS DI DUNIA DIGITAL : RESUME PERTEMUAN KE-8 OLEH FRANSISCO XAVERIUS FERNANDEZ, S.PD.MAT

 RESUME PERTEMUAN KE-8 RABU, 17 NOVEMBER 2021 PUKUL 17.00 - 19.00 WITA

JUDUL : INKLUSIVITAS DI DUNIA DIGITAL

NARASUMBER : MULIADI

MODERATOR : DAIL MA'RUF

PENULIS : FRANSISCO XAVERIUS FERNANDEZ, S.PD.MAT

 

   

Flayer pertemuan

PRAKATA

Moderator Bapak Dail Ma'ruf menginformasikan di grup bahwa perjumpaan kita akan dimulai beberapa menit lagi (pkl.  16.56 WITA).

Dan tepat Pkl. 17.00 wita kegiatan di mulai dengan perkenalan narasumber handal kita hari ini yaiti Bapak Muliadi yang merupakan rekan se perjuangan pak Dail dalam grup Belajar Menulis asuhan Om Jay. beliau Ketua Kelas di BM-19  dan sudah lulus serta menghasilkan Buku Solo. selamat kepada Bapak berdua. ijinkan kami dari daerah terpencil Praya Lombok NTB belajar dari Bapak. saya mau belajar dari grup BM pada pertemuan yang akan datang, dari pertemuan pertama.

TAK KENAL MAKA TAK SAYANG

CV Penulis

 

Muliadi, S.Pd, M.Pd adalah seorang guru Matematika di SMK Negeri 1 Tolitoli Sulawesi Tengah. Tempat/Tanggal Lahir: Lahir di Kalangkangan, pada tanggal 21 Januari 1971. 

Riwayat Pendidikan:

1. Menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri Kalangkangan, pada tahun 1984. 

2. Melanjutkan pendidikan di SMP Negeri Lalos dan selesai tahun 1987. 

3. Menyelesaikan pendidikan guru pada SPG Muhammadiya Tolitoli tahun 1990. 

4. Penulis menuntaskan pendidikan S1 pada program Pendidikan Matematika di Universitas Tadulako Untad (UNTAD) tahun 1997. 

5. Menyelesaikan pendidikan S2 Matematika di UNESA tahun 2004. 

 Perjalanan Karir:

1. Menjalani karir sebagai kepala SMP Negeri 3 Ogodeide tahun 2006, 

2. Kepala SMP Negeri 2 Lampasio tahun 2008, 

3. Kepala SMK Muhammadiyah Tahun 2010, 

4. Kepala SMK Negeri 1 Galang Tahun 2016, 

5. Guru SMA Negeri 1 Tolitoli tahun 2017, 

6. Guru SMK Negeri 1 Tolitoli sampai saat ini. 

Aktivitas lain

1. sebagai ketua MGMP matematika SMK Kabupaten Tolitoli, 

2. Sekretaris PGRI Kab. Tolitoli. 

3. Guru Inti/Instruktur Matematika SMA/SMK Kab. Tolitoli. 

4. Instruktur K13 Kab. Tolitoli. 

5. Pengajar pada Universitas Terbuka (UT) UPBJJ Palu sejak tahun 2006 sampai saat ini. 

6. Penulis kolom opini pada Koran local.  

7.  Penulis paling aktif menulis di media sosial, seperti facabook, WA, dan Blog. 

8. Penulis buku: Menulis dibalik layar, Writing is my passion, Jagalah Allah maka Allah akan menjagamu, dll

Ternyata narsum kita sore ini sungguh luar biasa. semoga saya bisa ikut menjadi penulis aktif. walaupun jabatan seperti beliau belum saya capai, namun saya akan berusaha menjadi Guru yang profesional dan Penulis yang  produktif.

PEMBAHASAN UTAMA

Ketika saya menyimak dari tulisan yang beliau ungkapkan, ternyata ada teladan di sini yaitu kesederhanaan beliau. kerendahan hati beliau tampak dari ungkapan beliau, sehingga kami sebagai peserta ikut menikmati walaupun melalui jalur WA di mana seharusnya melalui zoom meeting hari jumat besok. 

ketika masuk ke materi utama dengan judul "INKLUSIVITAS DI DUNIA DIGITAL", beliau mengungkapkan pengertian Inklusivitas yang merupakan lawan dari Ekslusitas.

Inklusivitas berasal dari kata inklusi, kata ini diambil dari kata “inclusion” yang berarti mengajak masuk atau mengikutsertakan. Lawan kata inklusi adalah eksklusif atau eksclusion, artinya menegasi atau mengeluarkan. Dengan demikian inklusivitas merujuk kepada sikap menerima atau mengajak kepada siapa saja tanpa melihat perbedaan dalam konteks sosial.
Sebagai sebuah sikap, inklusivitas senantiasa dikaitkan dengan sikap masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini, masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat digital.

pertanyaan yang diajukannya adalah mengapa kita harus bersikap inklusif di era digital?

 

Masyarakat digital identik dengan kebiasaan interaksi dengan media baru melalui konsep metode baru dalam berkomunikasi di dunia digital dan memungkinkan orang-orang dari kelompok-kelompok kecil berkumpul secara online, berbagi, menjual, dan menukar barang serta informasi. Mengapa  masyarakat  digital mesti inklusif? 

Menurut pak Muliadi Ada beberapa alasan mengapa kita masyarakat digital harus inklusif, yaitu:


1. 1.    Internet bukan lagi barang baru di Indonesia. Oleh sebab itu internet seharusnya bisa dinikmati oleh siapapun dengan mudah.

Beliau menjelaskan bahwa dari data yang ada, tercatat Indonesia sebagai salah satu pengguna smartphone terbesar di dunia, setelah China, India, dan Amerika Serikat. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia menjadi salah pengguna internet terbesar. Berdasarkan data internetworldstats, pengguna internet Indonesia mencapai 212,35 juta jiwa pada Maret 2021. Sementara rata-rata waktu yang digunakan untuk mengakases internet adalah 8 jam 52 menit atau sekitar 75% dari waktu yang tersedia. Ini luar biasa, mengingat hampir 3/4 waktu dihabiskan hanya untuk mengamati perangkat digital yang ada. Sebagian besar pengguna memanfaatkan media sosial untuk berinterkasi, berkomunikasi, atau sekedar mencari informasi. Tercatat aplikasi yang paling banyak digunakan secara berturut-turut yaitu youtube, whatsapp, instagram, facebook, lalu twitter .

1.2 Dunia digital cenderung mempertajam perbedaan dan memperluas keragaman, baik dari aspek fisik maupun pandangan, sehingga berpotensi menimbulkan kerawanan sosial. 

contoh yang diberikannya adalah perkelahian warga akibat informasi medsos. menurut saya selain itu, kebebasan ini seringkali kebablasan. misalnya menghina seseorang atau memaki Pimpinan negara dengan alasan kebebasan dan masih banyak.

1.3 Keunikan yang hadir sebagai sebuah keniscayaan, perlu mendapat perlakuan yang proporsional sesuai kondisi keunikannya sehingga mereka dapat menikmati layanan dan kebutuhan sebagaimana layaknya anggota masyarakat digital lainnya.

1. 4  Hak untuk memperoleh akses layanan dan kebutuhan di dunia digital untuk berbagai keperluan seharusnya mampu menjangkau seluruh wilayah di Indonesia.


Masyarakat digital harus dapat mampu bersimpati dan berempati kepada berbagai keunikan akibat keterbatasan fisik atau mental yang diwujudkan dengan menyediakan instrument atau aplikasi yang ramah kepada penyandang disabilitas agar setiap orang dengan segala keterbatasannya dapat menikmati dan memanfaatkan fasilitas yang ada untuk mengembangan diri

  

Jika kita melihat gambar di atas fokus pembahasan inklusitas adalah bahwa penggunaan dunia digital juga harus bisa menjangkau para penyandang disabilitas. karena mereka memiliki hak yang sama untuk itu.

  


Presiden Jokowi sangat inklusif terhadap penyandang disabilitas. salah satunya adalah dengan mengangkat Angkie Yudistia sebagai Staf Khusus Presiden.

Terpilihnya Angkie Yudistia sebagai staf khusus yang menangani penyandang disabilitas dan Juru Bicara Presiden bidang sosial membuka harapan baru bagi penyandang disabilitas di Indonesia mencapai visi Indonesia inklusi, disabilitas unggul, seperti tertuang dalam tema hari penyandang disabilitas sedunia tahun 2019.

Angkie Yudistia yang ditunjuk sebagai Staf Khusus Presiden memberi harapan penghapusan stigma terhadap penyandang disabilitas.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Harapan di Pundak Angkie Yudistia: Melawan Stigma Disabilitas", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2019/12/03/20412711/harapan-di-pundak-angkie-yudistia-melawan-stigma-disabilitas?page=all.

Editor : Heru Margianto

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
Angkie Yudistia yang ditunjuk sebagai Staf Khusus Presiden memberi harapan penghapusan stigma terhadap penyandang disabilitas.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Harapan di Pundak Angkie Yudistia: Melawan Stigma Disabilitas", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2019/12/03/20412711/harapan-di-pundak-angkie-yudistia-melawan-stigma-disabilitas?page=all.

Editor : Heru Margianto

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

 SESI TANYA JAWAB:

1. Pertanyaan pertama dari M.Chaerudin, S.Pd, Asal : Parungpanjang Bogor GMLD : 3
1. Bagaimana cara menciptakan Lingkungan Inklusif pada daerah yg terbatas akses internet maupun perangkatnya.
2. Apa yg menjadi prioritas awal untuk mengembangkan pada daerah tersebut.
3. Bentuk motivasi apa utk menarik masyarakat agar tercipta Lingkungan inklusif sampai pada rasa gotong royong dan saling memiliki.

Jawab:

Lingkungan yang inklusif dapat dilihat dari tiga hal yang telah saya sebutkan, jika hal tersebut berkaitan dengan kemudahan dalam mengkases internet maka yang harus dilakukan adalah menyediakan akses internet yang lebih baik. Dalam hal ini pemerintah terus berupaya membangun imprastruktur jaringan agar layanan jaringan mudah, dan terjangkau. Sementara itu jika hal tersebut, berkaitan sikap sebagai pengguna internet di dunia digital, maka sikap keterbukaan terhadap perbendaan pandangan harus dapat wujudkan dalam bentuk misalnya tidak mudah terprovokasi, dan dapat menerima perbedaan sebagai sesuatu lumrah
2. Tentu saja, untuk daerah dengan jangkauan internet yang terbatas, prioritasnya adalah menyediakan imprastruktur yang dapat menyediakan jaringan internet
3. Motivasi yang harus diberikan kepada masyarakat adalah bahwa perbedaan dan keragaman adalah sebuah keniscyaan, oleh sebab itu keragaman dan perbedaan perlu dikelola secara baik dengan menonjolkan nilai-nilai yang lebih universal, seperti gotong royong.

2. Pertanyaan kedua dari Mugiarni dari SDN Daru lll kec .Jambe. Kab. Tangerang ( GMlD 1*)
Saya mohon suatu gambaran dengan lingkungan inklusif ini seperti dalam penggunaan ponsel yang digunakan apakah ada pruduk khusus ponsel yang diciptakan buat anak inklusif
Selain itu dalam penggunaan ponsel tentunya membutuhkan pendamping dalam penggunaanya untuk anak inklusif...?

jawab:

Menyediakan instrumen atau alat yang memudahkan para penyandang disabilitas sebagai salah satu bentuk perbedaan yang ada dalam lingkungan masyarakat digital  adalah dengan menyediakan perangkat yang ramah terhadap disabilitas, dan hal ini ternyata sudah ada produk gadget yang memiliki fitur pembaca wajah, termasuk smartphone dengan fitur yang sesuai dengan penyandang tuna netra. Kebetulan saya memiliki satu mahasiswa tuna netra yang menggunakan tersebut.

3. Pertanyaan ketiga dari Rully dari Banten, GMLD 6. :
Bagaimana agar akses internet untuk warga tak mampu bisa juga diperoleh? Adakah bantuan dari Keminfo datau Pemkab atau Pemkot, Untuk internet warga secara free?

jawab:

Untuk akses internet gratis sebenarnya sudah ada yang disediakan oleh pemerintah, terutama di desa-desa. Saya kira hampir semua desa di Indonesia telah memperoleh program ini. Sementara untuk interner gratis dari pemerintah daerah tentu hal ini akan bergantung pada program daerahnya masing-masing. Kebetulan kalau di daerah saya belum ada, 

4. Pertanyaan keempat dari Mega dari Bengkulu.
Bagaimana sikap kita dalam menerapkan inklusivitas ini dalam bermedia sosial.  
Kadang dengan terpaksa kita blokir orang2 yang postingannya sangat mengganggu. 

jawab:

Sikap inklusivitas dalam bermedia sosial antara lain dapat dapat diwjudkan dengan sikap saling menghargai dan menghormati hak dan pendapat orang lain, kemudian dapat menerima dan menghargai perbedaan. Sepanjang hal tersebut tidak berkaitan dengan sikap menghina atau bully atau sejenisnya, sebaiknya kita hargai saja sebagai keragaman dalam berpikir. Mungkin, salah satu tindakan yang bijak perlu diblokir sepanjang hal tersebut tidak pihak lain.

5. Pertanyaan ke-5 dari Frans Fernandez Praya-Lombok Tengah NTB dari GMLD 4
bertanya:
1. Media Digital inklusivitas adalah suatu keharusan. Apakah sudah ada infrastruktur untuk penyandang disabilitas sesuai dengan kekhususan mereka?
2. Jika sudah ada infrastruktur nya apakah sudah ada program digital yang mengkhususkan mereka, dan apa namanya?
3. Jika mereka mau masuk ke dunia medsos, apakah sudah ada fitur atau medsos mereka.
Demikian pak, mohon maaf jika ada kalimat saya yang kurang pas disampaikan.

jawab:

Terimaksih pak Frans, 

Untuk inprastruktur adalah perangkat pelayanan dasar, dan ini umumnya berkaitan dengan penyediaan peralatan pendukung utama seperti tower dan lain-lain untuk kelancaran jaringan internet. Jadi untuk penyandang disabilitas tentu akan ikut terlayani dengan inprastruktur ini. Yang paling penting bagi penyandang disabilitas adalah tersedianya perangkat atau aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Yang paling sederhana misalnya kita bisa membuat blog bukan hanya dalam bentuk tulisan tetapi juga dalam bentuk suara sehingga para tunanetra dapat memanfaatkan blog kita.
Seperti sudah saya sebutkan tadi, bahwa sudah ada perangkat digital yang dapat dimanfaatkan oleh panyandang disabilitas, termasuk tunanetra. kalau fitur khusus, saya belum menemukan.

 

6. pertanyaan ke enam dari I Made Suata, SMA Negeri 1 Pamona Selatan, Kab. Poso, Sulteng.
Bgmn upaya yg hrs kita lakukan utk mengajak masyarakat menciptakan lingkungan inklusif, klu di masyarakat itu ada kecenderungan masyarakat mayoritas memiliki sifat egoisme yg tinggi thd yg minoritas.

jawab:

Merasa superior akibat jumlah atau kekuasaan sering menjadi pemicu terjadinya sikap anti iknlusif. Oleh sebab itu yang harus kita lakukan adalah terus memberikan edukasi yang baik kepada masyarakat agar tidak memandang perbedaan sebagai sesuatu yang ekslusif. Hal ini dapat dilakukan dengan tidak melakukan perundungan fisik, perundungan verbal, agresi relasi, perundungan prasangka, perundungan siber, apalagi perundungan seksual. Prilaku seperti itu harus terus kita minimalisir agar tidak memicu timbulnya sikap-sikap yang anti sosial.

Demilkian pembahasan hari ini dari Bapak Narasumber yang super juga. 

Menurut pendapat dari kami yang awam ini, memang sangat dibutuhkan dengan inovasi-inovasi dalam pengembangan teknologi sehingga bisa menemukan perangkat khusus untuk penyandang disabilitas dalam berbagai kekhususan mereka.

====

Salam dari Praya - Lombok Tengah NTB 

Praya, 17 November 2021

 

Fransisco Xaverius Fernandez, S.Pd.Mat  

PESAN-PESAN PENTING:

  

  

SELAMAT MEMETIK HIKMAH MELALUI CARA KAMI MENYAJIKAN DI SINI. 

Mohon saran-sarannya. terimakasih...


Angkie Yudistia yang ditunjuk sebagai Staf Khusus Presiden memberi harapan penghapusan stigma terhadap penyandang disabilitas.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Harapan di Pundak Angkie Yudistia: Melawan Stigma Disabilitas", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2019/12/03/20412711/harapan-di-pundak-angkie-yudistia-melawan-stigma-disabilitas?page=all.

Editor : Heru Margianto

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

3 komentar: