INOVASI PAKAIAN DINAS ASN LOMBOK TENGAH NTB BERCIRI KHAS NASIONALISME OLEH FRANSISCO XAVERIUS FERNANDEZ, S.PD.MAT - GURU MOTIVATOR KERUKUNAN

 PAKAIAN DAERAH LOMBOK SEBAGAI IDENTITAS DAERAH LAMBANG KESATUAN

OLEH FRANSISCO XAVERIUS FERNANDEZ, S.PD.MAT

 

Dalam rangka meningkatkan kedisiplinan dan ketertiban penggunaan pakaian dinas, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pemprov. NTB) melalui Sekretaris Daerah (Sekda), Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si., menerbitkan Surat Edaran Nomor 060/534/ORG tentang Pakaian Dinas ASN dan Non ASN pada, Senin (13/9).

 

Berdasarkan ketentuan di atas bahwa pada hari selasa dan kamis setiap ASN menggunakan SASAMBO (Sasak Samawa Bojo) yang merupakan tiga etnis besar di propinsi NTB. atau bisa menggunakan tenun ikat khas setempat sesuai dengan daerah masing-masing.

Hal ini berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor: 6 Tahun 2016 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor: 60 Tahun 2007 tentang Pakaian Dinas Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah, serta Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor: 6 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Nomor: 25 Tahun 2014 tentang Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil Lingkup Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat

Photo:  aturan berpakaian ASN di NTB
  
 

 
Kemudian untuk daerah Lombok Tengah ada tambahan kebijakan bahwa tanggal 15 setiap bulan ASN dan pegawai yang ada di lingkungan Kab. Lombok Tengah menggunakan pakaian adat. seperti tampak gambar berikut:
 
  
 atau sesuai dengan gambar berikut:

 
dan
  
tentu tujuan utamanya adalah untuk makin mencintai pakaian asli daerah, dan menambah kontribusi kita pada pengrajin daerah.

Sebagai salah satu komponen ASN maka saya sangat mendukung kebijakan ini, walaupun munkin menambah pengeluaran kita terutama untuk pengadaan pakaian yang dimaksud. di mana harganya juga cukup bersaing. Selain pengadaan pakaian-pakaian baru di atas, kami sebagai ASN juga diwajibkan menggunakan pakaian KORPRI tanggal 17 setiap bulan atau perayaan hari besar nasional. belum lagi khusus Guru siap menggunakan pakaian PGRI.

Saya sebagai Guru Motivator Kerukunan sangat mendukung kegiatan ini, semoga tidak hanya bersifat insidental. Perlu diketahui juga bahwa Gereja Katolik Dekenat NTB dalam salah satu program yang bersifat inkulturatif menggunakan pakaian daerah setempat ketika merayakan kegiatan gereja keluar. 

====

Praya, 19 November 2021
Guru Motivator Kerukunan
 
FRANSISCO XAVERIUS FERNANDEZ, S.PD.MAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar