PERTEMUAN KE - 11 RABU, 24 NOVEMBER 2021 PKL. 17.00-19.00 WITA VIA WA
KETERAMPILAN DIGITAL UNTUK MASA DEPAN YANG CERAH
NARA SUMBER : DENI DARMAWAN
MODERATOR : HELWIYAH
PENULIS : FRANSISCO XAVERIUS FERNANDEZ, S.PD.MAT
DI SORE YANG SEJUK SELESAI MENIKMATI GUYURAN HUJAN
"Maaf ma, papa mau ada pertemuan sore ini di WA," kataku kepada istriku tercinta.
"Ya pah, " jawabnya, "apa mau dibuatkan teh panas?"
"Boleh ma, terimakasih ya... Mama cantik jika demikian."
"Ah papa..." lalu jatuh bunga dari mana di antara kami berdua di iringi lagu cinta dari Potret. k
Kubuka WA Grup 10.000 GMLD 4 , tepat jam 5 sore waktu Lombok Tengah ku lihat Moderator luar biasa Ibu Helwiyah sudah membuka pertemuan. dan tepat pkl.17.14 wita muncul biodata sang Narasumber kita Bapak Deni Darmawan.
saya yakin dan percaya bahwa saya bisa mengikuti jejak pak Deni. walaupun mungkin masih jauh. tapi tidak mustahil. hanya pertanyaannya bagaimana saya fokus dalam menulis dan membuat konten seperti pak Deni.
Saya Guru, sekaligus sering diminta jadi tokoh agama Katolik walaupun saya adalah orang awam. Disatu sisi saya juga Pengurus FKUB Kab. Lombok Tengah sejak tahun 2006. dan kini aktif sebagai Wakasek Kesiswaan sekaligus Pemina OSIS. sehingga materi kali ini sangat pas dengan keadaan saya: "Ketrampilan Digital untuk Masa Depan Cerah".
Jika saya melihat profil di atas maka nuansa keagamaan sangat tinggi. tapi setelah melihat tulisan beliau dan video karya mahasiswa yang ditayangkan di WAG tersebut maka saya berani bertanya tentang makna kerukunan yang sekarang sedang saya geluti.
MATERI POKOK
KETERAMPILAN DIGITAL UNTUK MASA DEPAN YANG CERAH
Begitu materi dibuka saya melihat sajian film yang menggelikan sekaligus menohok kita tentang proses persalinan di rumah sakit. si bayi langsung bisa bermain gadget. bahkan proses melahirkannya di lakukan sendiri. seolah-olah si bayi numpang lewat pindah dunia aja.
Ternyata perkembangan teknologi digital sangat luar biasa sepertinya baru saja kita memasuki era 4.0 ternyata sekarang sudah masuk ke era 5.0. Society 5.0 adalah masyarakat yang dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era Revolusi industri 4.0 seperti Internet on Things (internet untuk segala sesuatu), Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), Big Data (data dalam jumlah besar), dan robot untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Society 5.0 juga dapat diartikan sebagai sebuah konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi.
Jika kita melihat tayangan film yang di lampirkan dalam penjelasan pak Deni yang menggambarkan era masa depan. Film besutan Steven Spielberg berjudul “Ready Player One” berlatar di dunia nyata dan realitas virtual pada era 2045. Film ini akan membawa kita pada situasi membingungkan menurut saya antara dunia nyata dan dunia virtual. Ketika dunia nyata dan realitas virtual saling tumpang tindih . bayangan tentang masa depan bagi saya tidak sampai begitu walaupun tidak mustahil.
Pak Deni menjelaskan bahwa mau tidak mau kita harus siap jika era itu siap. Saya melihat bahwa pak Deni dosen yang menyenangkan, buktinya sebelum masuk ke materi yang begitu menarik, beliau meminta kami membaca tulisannya di koran Banten yang berjudul: "PANDEMI DAN LITERASI". Kami di suruh baca, mana bisa secepat itu. Maafkan kami pak muridnya yang seperti ini. lambat baca!
langsung kami diberikan tips cara membaca cepat yang merupakan salah satu cara untuk bisa mengikuti arus informasi yang begitu cepat. Silahkan buka di
https://www.youtube.com/watch?v=YlAwRLyB_Dk
Materi yang di sampaikan pak Deni sungguh luar biasa di mulai dengan motivasi bagi kami para guru. Guru itu digugu dan ditiru. “Ing Ngarso Sung Tulodho Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani” artinya di depan memberi teladan, Di tengah membangun kemauan, Di belakang memberi dorongan dan pengaruh yang baik ke arah kemandirian. Begitu kata Ki Hajar Dewantoro (Bapak Pendidikan Indonesia).
Semboyan itu terus kita pegang sebagai pengajar dan pendidik, agar kita terus menjadi teladan, terus mau belajar dan terus memotivasi peserta didik kita. Nah, menjadi motivator guru literasi digital (GMLD) kita harus bertransformasi menjadi menjadi guru abad 21, yaitu menjadi guru yang multitasking. Guru yang mempunyai keterampilan digital. Guru yang sudah melek teknologi, istilah yang dipakai oleh Bapak Munif Chatib, guru harus bermigrasi agar bisa akrab dan menggunakan teknologi untuk aktivitasnya..
Saya memimpikan menjadi guru yang multitasking seperti yang diharapkan beliau.
Pak Jokowi juga pernah bilang, langkah transformasi digital dalam menghadapi era ini salah satunya mempunyai SDM talenta digital..
Terimakasih pak Presiden, saya ingin ikut juga dalam kegiatan menulis Surat Guru Untuk Presiden.
Setelah itu penyuguhan materi berlanjut agak serius bahwa keterampilan digital itu meliputi Keterampilan 4C itu : Creativity dan Inovation, Critical Thingking, Communication, and Collaboration.
1. Kreatif dan inovasi harus dimiliki oleh kita. Orang yang kreatif selalu thinking out of the box. Ia terus menggali ide, mencari ide, dan membuat ide itu agar menjadi nothing to something. Ide mampu diwujudkan dalam sebuah produk yang bermanfaat untuk orang banyak. Jika sudah pada tahap ini maka sudah mampu melakukan “gebrakan” inovasi.
contoh gebrakan yang dimaksud bisa dibaca di https://mediaindonesia.com/opini/417017/gebrakan-inovasi-kala-pandemi intinya adalah semua dimulai dari ide dan dibuktikan dalam bentuk nyata dengan melakukan terobosan berbagai inovasi.
2. Critical Thinking, intinya adalah kemampuan berfikir dalam memanfaatkan teknologi digital dan kemampuan dalam menerima informasi sehingga kita tidak mudah termakan berita hoaks. ketika hoaks menguasai jagad maya maka kita harus memiliki kemampuan berfikir atau bahasa agamanya 'Tabayun" serta memiliki konsep bertanya gaya wartawan 5w+1H.
3. Kolaborasi . yaitu ketrampilan dalam bekerja sama dalam team sehingga tercapai cita-cita bersama di sini kita akan mengeluarkan segala jurus yang bisa menghasilkan karya bersama yang besar. anggota tim bebas berkreasi, bebas mengeluarkan ide-ide gilanya untuk ,enghasilkan karya besar milik bersama.
Sebagaimana yang saya rasakan bahwa kolaborasi Om Jay dan kawan-kawan dalam membuat program berbicara, menulis dan motivator guru literasi digital. Tanpa kolaborasi, sulit rasanya mewujudkan program-program “super keren” itu. Sinergi dalam gerakan yang membangun, sehingga akan muncul guru-guru penggerak dalam kolaborasi. Dari kelas-kelas menulis juga lahir penulis-penulis buku. Dari kelas-kelas itu juga mendobrak SDM talenta digital guru. Amazing bukan! Om Jay gitu loh.
Ada satu film menarik yang ditayangkan sebagai hasil kolaborasi Mahasiswa UNPAD dengan judul "Membumikan Nilai-nilai Pancasila" silahkan simak videonya, di https://www.youtube.com/watch?v=oZntTNRbEuw . Saya pingin membuat karya tulis dalam berbagai genre tentang kerukunan seperti ini. Mohon masukan dari Team GMLD yang super ini.
Om Jay pernah berkata dalam webinar zoom, “Setelah guru mengikuti kegiatan GMLD, guru bisa meningkatkan performanya, sehingga tidak ada lagi guru yang dapat gaji pas-pasan. Tapi dengan memanfaatkan platform digital, guru bisa mendapat point koin, pujian dan cuan”. Guru punya segudang ilmu, jadi buatlah konten kreatif untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Beberapa contoh yang di sampaikan oleh pak Deni di antaranya adalah:
- Fiki Naki yang mampu memanfaatkan platform digital untuk belajar berbagai bahasa. Siapa sangka, anak kampung asal Riau ini ketika main OME.TV dan di upload ke youtube, ia mendapat pujian dan cuan.
- Salah satu Mahasiswi pak Deni yaitu Bella Claudina dengan nama penanya Claudinab. Karena suka membaca novel di watpadd, Bella menulis novel dengan menggunakan noted di hape. Siapa sangka, novelnya dibaca hingga 2.5 juta dan dilirik oleh Gramedia hingga diluncurkan di Gramedia Menteng JakPus.
Terimakasih pak Deni Darmawan motivasi Bapak semakin membangunkan semangat saya untuk menulis. dan semoga kelak saya bisa menjadi Youtuber.
Terimakasih atas jawaban Bapak atas pertanyaan saya pada pertemuan ke - 11 ini:
Frans Fernandez Praya bertanya: Dari pemahaman saya tentang materi Bapak. Masa depan cerah di sini adalah tentu kebahagiaan baik lahir dan batin. Dari segi ekonomi menjanjikan. Namun yang terpenting dari itu adalah menjaga kedamaian hidup kebahagiaan hidup, kerukunan antar agama , kesatuan dan persatuan bangsa, terhindarkan dari faham yang bisa merusak bangsa dan generasi mudanya. Serta menjadikan Indonesia Damai Sejahtera bahagia. Apa yang bisa kita lakukan sekarang untuk membendung hal-hal negatif dunia digital dan berhasil mencapai itu semua?
Terimakasih.
Jawaban Pak Deni:
Terima kasih Pak Frans.
Semua kehadiran berupa teknologi yang ada pada hakikatnya memudahkan aktivitas kita. Kemudahan itu akan memberikan kenahagiaan lahir bathin jika tujuannya adalah memberikan pencerahan, inspirasi, dan tentunya memberikan kebaikkan orang lain dengan konten-konten yang kreatif. Kata Pak Jokowi, banjiri medsos dengan konten2 positif, yang merekatkan persatuan dan kesatuan anak bangsa, mencerdaskan kehidupan bangsa. Seperti video yang tadi kami buat dalam membumikan nilai-nilai pancasila
. Apa yang bisa kita lakukan sekarang untuk membendung hal-hal negatif dunia digital dan berhasil mencapai itu semua? Ikut grup Guru Motivasi Literasi Digital agar kita cerdas, dan bijak dalam menggunaka platform digital.
Nasehat yang luar biasa.
Pertemuan di tutup oleh Moderator Ibu Helwiyah sekitar pkl. 18.58 wita.
saya terpesona dengan penyajian dari pemateri kali ini sampai teh pahit saya dingin. tapi justru enak di minum dan segar masuk ke tenggorokan saya sesegar materi kali ini.
"Pah ayo makan malam, sudah selesaikan pertemuannya?" ajak istriku yang cantik.
"Siap ma, papa tinggal melaporkan resumenya. Beres dah!" sahutku segera sebelum si cantik memanggilku untuk kedua kalinya, tentu dengan wajah manisnya.
====
Praya, 24 November 2021
Guru Motivator Literasi Kerukunan
FRANSISCO XAVERIUS FERNANDEZ, S.PD.MAT
SEMOGA AKU BISA MENJADI GURU MULTITASKING
Mohon saran dan masukan yang membangun.
Keren pak Cuma tulisannya kecil kecil jadi banyaknya harus diperbesar dulu semangat terus pak
BalasHapusNah itu, kemarin sempat belajar buat tulisan dengan ukuran font yang besar. Eh, tadi lupa. Semoga pertemuan besok bisa di perbesar... Nanti saya perbaiki lagi. Terimakasih...
BalasHapus